فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٞ لِّلۡغَيۡبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُۚ
Wanita (istri) sholihah adalah yang taat lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikarenakan Alloh telah memelihara mereka. (QS. An-Nisa/4:34)
الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا ا رْملَْأَةُ الصَّالِحَةُ
Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sholihah. (HR. Muslim no. 1467)
Neng..., kita tuh masih seperti anak-anak kecil, masih terus belajar cari ilmu hingga akhir hayat. Kita habiskan waktu bersama dalam suka dan duka, bercanda dan menangis bersama. Kupanggul beban dan kaupun bantu menopangnya. Kucoba raih cita walau terlalu jauh, dan kaupun cari galah agar aku bisa meraihnya. Ketika aku terlelap tidur dalam kelelahan, kaupun hanyut di tengah malam sunyi dengan lantunan doamu yang tulus. Kita tak pernah berhenti belajar, dan terus saling mengisi walaupun sering juga kita saling tersakiti.
Sayangku..., jangan bosan temani abang ya. Mempelajari dan meneladani perjuangan-perjuangan Rosululloh sholallohu alayhi wa sallam dan sahabat-sahabatnya rodhiallohu anhum. Ketika aku belajar tawhid selalu ada kopi hangat-hangat sayang di pagi hari dan teh penuh cinta di malam hari, yang selalu kau suguhkan dengan penuh senyuman. Ketika aku belajar sunnah maka cemilan-cemilan beraneka rasa dengan bubuhan bumbu-bumbu mesra kau bawakan agar aku tidak jenuh. Ketika aku coba jalani semua yang aku pelajari, lalu kau mempererat genggaman tanganmu kepadaku agar bisa mengikutiku.
Kita terus beriringan walau sering tersandung batu bahkan terjatuh. Terkadang aku marah-marah, dan kaupun sering terisak tangis pilu. Tetapi kaki kita terus melangkah di tujuan yang sama, yaitu meraih cinta sejati, cinta Ilahi Robbi. Ketika rintangan makin berat, medan dengan ranjau berserakan, serta binatang-binatang buas seperti anjing-anjing thoghut menghadang, kita lewati itu semua dengan berserah diri sepenuhnya kepada Alloh Jalaluh Sang Maha Pelindung. Ketika jerat-jerat fitnah bertebaran hingga pandangan seperti gelap gulita di tengah malam tanpa cahaya, kau carikan korek agar aku nyalakan pelita, lalu kau katakan: abang... bersabarlah dan melangkahlah lurus di jalan Alloh. Ketika suara-suara sumbang nan bising para keledai kitab menyanyikan kepalsuan nifaq, lalu dengan lirih kau bisikkan: abang... bukankah suara merduku masih lebih jelas terdengar maka jangan hiraukan mereka.
Duhai Alloh muara cinta kami, sungguh aku mencintainya karena dia mencintaiMu. Sungguh hatiku luluh dan airmataku berlinangan karena dia banyak berkorban hanya untuk mencari ridhoMu. Segala yang dimilikinya telah menjadi jalan perjuanganku, segala sedih-perih hatinya menjadi penghangat dinginya hatiku, dan ketaatannya menjadi perhiasanku yang meninggikan izzah. Ketika aku hampir memasuki batas pagar pekarangan haram dia mengingatkanku. Ketika keadaan lapang dia tinggikan syukur dan tawbat. Bahkan ketika aku menikah lagi dia mudahkan jalan dengan tetesan air mata ikhlas yang tak akan pernah bisa kubayar dengan mahar apapun.
Neng ratu bidadariku, kau sungguh pantas mengenakan mahkota terindah di Jannah. Aku hanya bisa berpeluh-peluh dan berdarah-darah menapaki jalan Alloh, sedangkan kau meniti tangga terjal ke jannah dengan rajutan romansa qolbu. Para bidadari Jannah memang sudah sepantasnya cemburu kepadamu, karena kesucian mereka di rumah pingitan tak akan pernah bisa mengalahkan ketaatanmu dalam menemaniku di lembah yang penuh kobaran api. Satu hal yang membuatku amat terkagum-kagum padamu, dalam kondisi terparahpun kau tak pernah berusaha melepaskan genggaman tanganku, padahal aku suamimu ini hanya seorang lelaki yang banyak khilaf dan sering menyakiti perasaan.
Neng... semoga genggaman tangan ini akan kita ayunkan bersama untuk menyusuri Jannah Firdaws. Allohumma aamiin....
Kurniawan Abi Ismail
---
Persembahan bagi para wanita sholihah, taatilah suami kalian sepenuhnya selama dia berada lurus di jalan Alloh, karena dialah jalanmu menuju Jannah dan peninggi derajatmu melampaui para bidadari.
Dari Ummu Salamah rodhiyallohu anha, ia berkata bahwa Rosululloh shoallallohu alayhi wa sallam bersabda,
أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتِ الْجَنَّةَ
Wanita mana saja yang meninggal dunia lantas suaminya ridha padanya, maka ia akan masuk Jannah. (HR. Tirmidzi no. 1161 dan Ibnu Majah no. 1854. Abu Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
Rosululloh shollallohu alayhi wa sallam bersabda kepada Ummar ibnul Khoththob rodhiyallohu anhu,
أَلاَ أُخْبِرَكَ بِخَيْرٍ مَا يَكْنِزُ ا رْملَْءُ، ا رْملَْأَةُ الصَّالِحَةُ إِذَا نَظرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ، وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ، وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهُ
Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri sholihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan menaatinya, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya. (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam al-Jami’ush Shahih 3/57, “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)
Dari Abdurrohman bin ‘Auf rodhiyallohu anhu, ia berkata bahwa Rosululloh shollallohu ‘alayhi wa sallam bersabda,
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
Jika seorang wanita selalu menjaga sholat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Romadhon), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam Jannah melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Dari Abu Hurayroh rodhiyallohu anhu, dia berkata,
قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
Pernah ditanyakan kepada Rosululloh shollallohu alayhi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
Rosululloh shollallohu alayhi wa sallam bersabda,
أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ الْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ الْعَؤُوْدُ عَلَى زَوْجِهَا، الَّتِى إِذَا غَضِبَ جَاءَتْ حَتَّى تَضَعَ يَدَهَا فِي يَدِ زَوْجِهَا، وَتَقُوْلُ: لاَ أَذُوقُ غَضْمًا حَتَّى تَرْضَى
Maukah aku beri tahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni Jannah? Yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata, “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah, asy-Syaikh Albani rahimahullah, no. 287)
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa‘di rahimahullah berkata, “Tugas seorang istri adalah menunaikan ketaatan kepada Robbnya dan taat kepada suaminya, karena itulah Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman, ‘Wanita salihah adalah yang taat,’ yakni taat kepada Alloh subhanahu wa ta’ala, ‘Lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada.’ Yakni taat kepada suami mereka bahkan ketika suaminya tidak ada, dia menjaga suaminya dengan menjaga dirinya dan harta suaminya.” (Taisir al-Karimir Rahman, hlm. 177)
عَسَىٰ رَبُّهُۥٓ إِن طَلَّقَكُنَّ أَن يُبۡدِلَهُۥٓ أَزۡوَٰجًا خَيۡرٗا مِّنكُنَّ مُسۡلِمَٰتٖ مُّؤۡمِنَٰتٖ قَٰنِتَٰتٖ تَٰٓئِبَٰتٍ عَٰبِدَٰتٖ سَٰٓئِحَٰتٖ ثَيِّبَٰتٖ وَأَبۡكَارٗا
Jika sampai Nabi menceraikan kalian, semoga Robbnya akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik daripada kalian, muslimat, mukminat, qonitat, taibat, ‘abidat, saihat dari kalangan janda ataupun gadis. (QS. At-Tahrim/66:5)
Dalam ayat yang mulia di atas disebutkan beberapa sifat wanita yang sholihah yaitu:
Muslimat: wanita-wanita yang ikhlas (kepada Alloh), tunduk kepada perintah Alloh dan perintah RosulNya.
Mukminat: wanita-wanita yang beriman membenarkan perintah dan larangan Alloh dengan lisan dan perbuatan.
Qonitat: wanita-wanita yang taat kepada Alloh, RosulNya, orangtuanya yang muslim (ketika sebelum menikah), dan suaminya (setelah menikah).
Taibat: wanita-wanita yang selalu bertawbat dari dosa-dosa mereka, selalu kembali kepada perintah (perkara yang ditetapkan) Alloh dan RosulNya, walaupun harus meninggalkan apa yang disenangi oleh hawa nafsu mereka.
‘Abidat: wanita-wanita yang banyak melakukan ibadah kepada Alloh subhanahu wa ta’ala (dengan mentawhidkan ibadahnya karena semua yang dimaksud dengan ibadah kepada Alloh subhanahu wa ta’ala di dalam al-Qur’an adalah tawhid, kata Ibnu Abbas rodhiyallohu anhu).
Saihat: wanita-wanita yang berpuasa. (al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, 18/126—127, Tafsir Ibnu Katsir, 8/132)
Walluhul-musta’an. Hanya Allah yang memberi hidayah dan tawfik.
No comments:
Post a Comment