Madu-Racun


Jika seseorang menyuguhi 2 gelas air minum, yang satu dicampur madu murni, yang satunya lagi dicampur madu dan racun. Gelas manakah yang akan diminum?

Iman dapat diibaratkan sebagai madu karena yang meneguknya akan mendapat banyak manfaat kebaikan. Lalu manfaat iman menjelma menjadi amal-amal sholeh, maka kebaikan itu akan diganjar Alloh dengan Jannah. Sedang kufur dapat diibaratkan sebagai racun karena yang meneguknya akan mendapat banyak masalah keburukan. Lalu berbagai masalah itu akan menjadi amal-amal maksiat, maka keburukan itu akan diganjar Alloh dengan Neraka. Iman jelas kebaikannya, kufur jelas keburukannya, tetapi bagaimana jika mencampur keimanan dengan kekufuran? Jawabannya sederhana, campurkanlah madu dengan racun bersama-sama lalu minumlah.

Sumber keimanan adalah hidayah Alloh. Jika diterima dan dita'ati, maka iman akan tumbuh berkembang menjadi besar dan kuat. Buah-buah keimanan adalah amal-amal sholeh, baik itu berupa: ritual ibadah seperti sholat dan dzikir, ta'at dan jujur dalam berpuasa, ikhlas membayar zakat, akhlaqul-karimah, menjalin silaturrohim dengan saudara-saudara seiman, berbakti kepada orangtua, hingga puncaknya adalah istiqomah berjuang di jalan Alloh. Semoga amal-amal sholeh itu diterima Alloh dan diberi balasan berupa kehidupan di Jannah yang abadi.

Sumber kekufuran adalah pengingkaran, penolakan, perlawanan, atas hidayah Alloh. Jika dilanjutkan, maka akan tumbuh berkembang menjadi besar dan kuat. Buah-buah kekufuran adalah amal-amal maksiat, baik itu berupa: lalai dan jauh dari perintah Alloh dan RosulNya, mengajak orang-orang agar jauh dari jalan Alloh, menstigma buruk ajaran-ajaran Alloh dan RosulNya, hingga menjadi thowaghut, yaitu penghalang dan penentang orang-orang yang berjalan di jalan Alloh. Amal-amal maksiat tidak akan pernah diterima oleh Alloh walau dilakukan dengan cara paling indah dilihat mata didengar telinga. Tentu ganjaran dariNya adalah kehidupan di dalam Neraka, sedangkan kafir dan musyrik serta munafik kekal abadi di dalamnya.

Alloh memerintahkan hamba-hambaNya yang beriman agar tidak mencampur-aduk antara yang haq dengan yang bathil, dan agar tidak menyembunyikan yang haq.

وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ [ القرآن / 002 البقرة #042 ]

Dan janganlah kamu campur adukkan yang haq dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu, sedang kamu mengetahui. [ Al-Qurân Terjemah Bahasa / 002 Al-Baqoroh #042 ]

الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ [ القرآن / 006 الأنعام #082 ]

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan kedzholiman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. [ Al-Qurân Terjemah Bahasa / 006 Al-An'aam #082 ]

Dan orang-orang yang beriman secara murni/hanif tanpa mencampur-baur yang haq dengan yang bathil, diperintahkan agar berislam secara menyeluruh, dan menjauhi langkah-langkah/cara-cara syaithon. Hal tersebut sering juga disebut dengan al-wala' wal-baro', berpihak kepada islam din Alloh dan RosulNya beserta para pengusungnya, lalu menjauh dari syaithon dan wali-walinya disertai membenci dan memeranginya sebagai musuh.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ [ القرآن / 002 البقرة #208 ]

O you who have believed, enter into Islam completely [and perfectly] and do not follow the footsteps of Shaitan. Indeed, he is to you a clear enemy. [ Al-Qurân English Translation / 002 Al-Baqarah #208 ]

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaithon. Sesungguhnya syaithon itu musuh yang nyata bagimu. [ Al-Qurân Terjemah Bahasa / 002 Al-Baqoroh #208 ]

Wala' dan Baro' telah menjadi bagian pondasi tawhid untuk menjaga iman sejak dahulu dan diteladani oleh Rosululloh Ibrohim, sebagaimana Alloh firmankan:

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّىٰ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ إِلَّا قَوْلَ إِبْرَاهِيمَ لِأَبِيهِ لَأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ وَمَا أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللَّهِ مِن شَيْءٍ ۖ رَّبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ [ القرآن / 060 الممتحنة #004 ]

Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Alloh, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Alloh saja". Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu, dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Alloh". (Ibrahim berkata): "Ya Robb kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali". [ Al-Qurân Terjemah Bahasa / 060 Al-Mumtahanah #004 ]

Agar jelas mu'min bersikap berpihak/pro (wala') kepada siapa dan berlepas/kontra (baro') kepada siapa, maka wajib diketahui yang manakah sumber-sumber iman (madu), dan yang mana sumber-sumber kufur (racun). Dan perlu diketahui juga jalan-jalan yang akan memperkuat iman dan yang melemahkannya, juga jalan-jalan kekufuran yang bisa menyeret seseorang menjadi kafir baik disengaja ataupun tidak disengaja.

إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَن يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ  [ القرآن / 024 النور #051 ]

Sesungguhnya jawaban orang-orang mu'min, bila mereka dipanggil kepada Alloh dan Rosul-Nya agar Rosul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan: "Kami mendengar, dan kami ta'at". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. [ Al-Qurân Terjemah Bahasa / 024 An-Nuur #051 ]

Iman berasal dari hidayah Alloh yang kemudian diikuti dengan sikap sami'na wa atho'na (kami dengar dan kami ta'at), lalu dijaga dengan pagar-pagar taqwa dan dihiasi amal-amal sholeh. Agar iman itu bertambah kokoh, maka masuklah ke dalam jama'ah orang-orang yang beriman dan saling bersaudara karena iman, karena Alloh melarang orang-orang yang beriman untuk bercerai-berai.

Alloh memerintahkan jama'ah mu'minin hanya untuk berpegang kepada dinNya, bukan kepada din-din yang lain. Karena berpegang kepada din yang lain hanya akan mencerai-beraikan barisan jama'ah. Din Alloh tidak boleh dicampur-aduk dengan din-din lain karena hal itu adalah kezholiman yang besar (syirik).

وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ [ القرآن / 006 الأنعام #153 ]

dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Alloh agar kamu bertakwa. [ Al-Qurân Terjemah Bahasa / 006 Al-An'aam #153 ]

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ ۝ وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ ۝ وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِن بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ ۚ وَأُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ ۝ يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ اسْوَدَّتْ وُجُوهُهُمْ أَكَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنتُمْ تَكْفُرُونَ ۝ [ القرآن / 003 آل عمران #102-106 ]

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Alloh sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan Islam. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (din) Alloh, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Alloh kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Alloh mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Alloh, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Alloh menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Alloh menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat, pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu". [ Al-Qurân Terjemah Bahasa / 003 Aali-'Imroon #102-106 ]

Kufur berasal dari bisikan-bisikan syaithon, baik syaithon yang berupa jin maupun syaithon berupa manusia, yang kemudian diperkuat dengan sikap sombong (dari mengakui kelemahan dan kebodohan dirinya), angkuh (pada yang berpihak di sisi Alloh, RosulNya dan kaum mu'minin), dan ingkar (bahwa ajaran islam adalah kebenaran), lalu mencari jalan-jalan lain selain yang telah ditunjukkan oleh Alloh dan yang dicontohkan Rosulullah. Klimaksnya kufur akan membawa seseorang berada di posisi barisan musuh-musuh Alloh yang wajib diperangi orang-orang beriman.

قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ ۖ فَإِن تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ [ القرآن / 003 آل عمران #032 ]

Katakanlah: "Ta'atilah Alloh dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang kafir". [ Al-Qurân Terjemah Bahasa / 003 Aali-'Imroon #032 ]

Perbuatan kufur dari orang-orang kafir hanya akan mengundang murka Alloh, baik di dunia maupun di akhirat. Dan sesungguhnya akibat perbuatan kufur mereka hanya akan membuat kerugian bagi diri mereka sendiri, dan juga kerusakannya menimpa diri mereka sendiri.

وَالَّذِينَ كَفَرُوا لَهُمْ نَارُ جَهَنَّمَ لَا يُقْضَىٰ عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُوا وَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُم مِّنْ عَذَابِهَا ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِي كُلَّ كَفُورٍ ۝ وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ ۚ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُم مَّا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ ۖ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِن نَّصِيرٍ ۝ إِنَّ اللَّهَ عَالِمُ غَيْبِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ ۝ هُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ فِي الْأَرْضِ ۚ فَمَن كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهُ ۖ وَلَا يَزِيدُ الْكَافِرِينَ كُفْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ إِلَّا مَقْتًا ۖ وَلَا يَزِيدُ الْكَافِرِينَ كُفْرُهُمْ إِلَّا خَسَارًا ۝ قُلْ أَرَأَيْتُمْ شُرَكَاءَكُمُ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ أَرُونِي مَاذَا خَلَقُوا مِنَ الْأَرْضِ أَمْ لَهُمْ شِرْكٌ فِي السَّمَاوَاتِ أَمْ آتَيْنَاهُمْ كِتَابًا فَهُمْ عَلَىٰ بَيِّنَتٍ مِّنْهُ ۚ بَلْ إِن يَعِدُ الظَّالِمُونَ بَعْضُهُم بَعْضًا إِلَّا غُرُورًا ۝ [ القرآن / 035 فاطر #036-040 ]

Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka adzabnya. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir. Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: "Ya Robb kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang sholeh berlainan dengan yang telah kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (adzab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang dzholim seorang penolongpun. Sesungguhnya Alloh mengetahui yang tersembunyi di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati. Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Siapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Robbnya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka. Katakanlah: "Terangkanlah kepada-Ku tentang sekutu-sekutumu yang kamu seru selain Alloh. Perlihatkanlah kepada-Ku (bahagian) manakah dari bumi ini yang telah mereka ciptakan ataukah mereka mempunyai saham dalam (penciptaan) langit atau adakah Kami memberi kepada mereka sebuah Kitab sehingga mereka mendapat keterangan-keterangan yang jelas daripadanya? Sebenarnya orang-orang yang dzholim itu sebahagian dari mereka tidak menjanjikan kepada sebahagian yang lain, melainkan tipuan belaka". [ Al-Qurân Terjemah Bahasa / 035 Faathir #036-040 ]

Di masa nabawi, bentuk kekufuran yang terbesar adalah menyekutukan Alloh dalam hal pemujaan, tempat meminta, dan kepercayaan akan keagungan. Kerusakan itu menimpa mereka sendiri yang akibatnya adalah menjadikan mereka sebagai manusia-manusia yang diliputi kebodohan. Kekufuran lebih parah terjadi di masa sekarang ini, syirik di masa lalu masih berlaku dan dilestarikan, bahkan ditambah dengan syirik-syirik lainnya yang lebih merusak. Diantaranya adalah mengambil hukum buatan manusia dan meninggalkan hukum dari Alloh, perbuatan itu bukan hanya menyekutukan tetapi justru membuang hukum-hukum Alloh bagai sampah, sungguh perbuatan dzholim yang amat parah. Diantaranya lagi adalah bentuk pembelaan kepada orang-orang yang mengingkari Alloh dengan dasar kebangsaan/nasionalisme, dan meninggalkan orang-orang yang beriman. Perbuatan dzholim yang dilakukan adalah ketika orang-orang mu'min berjuang membela kalimat-kalimat Robbnya, justru para pembela musuh Alloh itu memerangi orang-orang mu'min. Walaupun mereka mengaku sebagai muslim tetapi sesungguhnya mereka telah berbuat kufur.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا ۝ أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَن يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَن يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَن يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا ۝ وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَىٰ مَا أَنزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنكَ صُدُودًا ۝ [ القرآن / 004 النساء #059-061 ]

Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Alloh dan ta'atilah Rasul(Nya), dan ulil amri di antara kamu (orang-orang yang beriman). Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Alloh (Al-Qur'an) dan Rasul (As-Sunnah), jika kamu benar-benar beriman kepada Alloh dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada apa yang telah Alloh turunkan (Al-Qur'an) dan kepada Rosul (As-Sunnah)", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. [ Al-Qurân Terjemah Bahasa / 004 An-Nisaa' #059-061 ]

Semenjak masa Rosulullah Musa dan Rosulullah Isa Ibnu Maryam, Alloh telah menetapkan bahwa orang-orang yang beriman haruslah memutuskan perkara sesuai dengan yang telah Alloh tetapkan. Jika tidak, maka mereka adalah orang-orang yang kafir, dzholim, dan fasik. Begitupun kepada ummat Rosulullah Muhammad, kewajiban mereka dalam memutuskan perkara sama dengan ummat-ummat terdahulu, yaitu memutuskan dengan apa yang telah diperintahkan Alloh. Jika tidak, mereka pun sama dengan orang-orang yang kafir, dzholim, dan fasik.

إِنَّا أَنزَلْنَا التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ ۚ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُوا لِلَّذِينَ هَادُوا وَالرَّبَّانِيُّونَ وَالْأَحْبَارُ بِمَا اسْتُحْفِظُوا مِن كِتَابِ اللَّهِ وَكَانُوا عَلَيْهِ شُهَدَاءَ ۚ فَلَا تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ وَلَا تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلًا ۚ وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ ۝ وَكَتَبْنَا عَلَيْهِمْ فِيهَا أَنَّ النَّفْسَ بِالنَّفْسِ وَالْعَيْنَ بِالْعَيْنِ وَالْأَنفَ بِالْأَنفِ وَالْأُذُنَ بِالْأُذُنِ وَالسِّنَّ بِالسِّنِّ وَالْجُرُوحَ قِصَاصٌ ۚ فَمَن تَصَدَّقَ بِهِ فَهُوَ كَفَّارَةٌ لَّهُ ۚ وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ ۝ وَقَفَّيْنَا عَلَىٰ آثَارِهِم بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ ۖ وَآتَيْنَاهُ الْإِنجِيلَ فِيهِ هُدًى وَنُورٌ وَمُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةً لِّلْمُتَّقِينَ ۝ وَلْيَحْكُمْ أَهْلُ الْإِنجِيلِ بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ فِيهِ ۚ وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ ۝ وَأَنزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَاحْكُم بَيْنَهُم بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَٰكِن لِّيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ ۝ وَأَنِ احْكُم بَيْنَهُم بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَن يَفْتِنُوكَ عَن بَعْضِ مَا أَنزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ فَإِن تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ أَنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ أَن يُصِيبَهُم بِبَعْضِ ذُنُوبِهِمْ ۗ وَإِنَّ كَثِيرًا مِّنَ النَّاسِ لَفَاسِقُونَ ۝ أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ ۝ [ القرآن / 005 المائدة #044-050 ]

Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Tawrat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Alloh, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Alloh dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Alloh, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At-Tawrat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada qishaashnya. Siapa yang melepaskan (hak qishaash)nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Alloh, maka mereka itu adalah orang-orang yang dzholim. Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Tawrat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Tawrat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertaqwa. Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Alloh didalamnya. Siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allph, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik. Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Alloh turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Alloh menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Alloh hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allph-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Alloh, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Alloh kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Alloh), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Alloh menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Alloh bagi orang-orang yang yakin? [ Al-Qurân Terjemah Bahasa / 005 Al-Maaidah #044-050 ]

Begitulah apa yang telah ditetapkan bagi orang-orang yang beriman. Adapun sistem demokrasi tidak sesuai dengan syariat din Islam. Hukum-hukum Alloh adalah kewajiban dan tidak bisa digugurkan kewajibannya, sedangkan sistem demokrasi mengijinkan pengguguran itu jika tidak mendapat suara terbanyak.

Alloh telah mengancam Jahannam kepada orang-orang yang lebih berpihak kepada orang-orang kafir dari pada kepada orang-orang yang beriman, yaitu mereka yang bersedia duduk bersama dengan orang-orang kafir selama mereka menunjukkan kekufurannya.

بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا ۝ الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ ۚ أَيَبْتَغُونَ عِندَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا ۝ وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّىٰ يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ ۚ إِنَّكُمْ إِذًا مِّثْلُهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا ۝ [ القرآن / 004 النساء #138-140 ]

Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mu'min. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Alloh. Dan sungguh Alloh telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al-Qur'an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Alloh diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Alloh akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam. [ Al-Qurân Terjemah Bahasa / 004 An-Nisaa' #138-140 ]

Tidak ada keta'atan pada orang-orang kafir dan sistem-sistem kufur, walaupun mereka adalah penguasa-penguasa di tempat orang-orang beriman dan sistemnya meliputi setiap sendi kehidupan. Alloh adalah pelindung orang-orang beriman dan sebaik-baik penolong, terutama dalam berurusan dengan orang-orang kafir.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تُطِيعُوا الَّذِينَ كَفَرُوا يَرُدُّوكُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ فَتَنقَلِبُوا خَاسِرِينَ ۝ بَلِ اللَّهُ مَوْلَاكُمْ ۖ وَهُوَ خَيْرُ النَّاصِرِينَ ۝ [ القرآن / 003 آل عمران #149-150 ]

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menta'ati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi. Tetapi (ikutilah Alloh), Allohlah Pelindungmu, dan Dialah sebaik-baik Penolong. [ Al-Qurân Terjemah Bahasa / 003 Aali-'Imroon #149-150 ]

فَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَجَاهِدْهُم بِهِ جِهَادًا كَبِيرًا [ القرآن / 025 الفرقان #052 ]

Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengannya jihad yang besar. [ Al-Qurân Terjemah Bahasa / 025 Al-Furqoon #052 ]

Telah menjadi kewajiban pada orang-orang yang beriman agar menjalankan perintah-perintah dari Robbnya. Sedangkan orang-orang kafir selalu berusaha menghalangi dan merusak agar jalan itu agar tidak dilewati oleh para hamba-hamba Alloh. Maka Alloh memerintahkan untuk berjihad melawan mereka hingga fitnah itu hilang dan din itu semata-mata untuk Alloh.

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوا عَن سَبِيلِ اللَّهِ ۚ فَسَيُنفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُونَ ۗ وَالَّذِينَ كَفَرُوا إِلَىٰ جَهَنَّمَ يُحْشَرُونَ [ القرآن / 008 الأنفال #036 ]

Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Alloh. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan. [ Al-Qurân Terjemah Bahasa / 008 Al-Anfaal #036 ]

Permusuhan antara mu'minin dan kafirin akan selalu terjadi, karena antara yang haq dan yang bathil tidak akan pernah bisa bersatu, sebagaimana seperti iman dan kufur tidak akan menjadi manfaat jika bercampur. Oleh karena itu tidak pernah ada satu ayatpun dalam Al-Qur'an yang membatalkan/menghentikan kewajiban dalam berjihad melawan kekufuran. Rosululloh telah mengkhabarkan bahwa jihad menegakkan Dinullah akan selalu ada hingga mu'min terakhir di akhir zaman memerangi Dajjal.

عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي يُقَاتِلُونَ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ عَلَى مَنْ نَاوَأَهُمْ حَتَّى يُقَاتِلَ آخِرُهُمْ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ [ سنن أبي داود #2484 ]

Dari Imran bin Hushain, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Sekelompok dari ummatku akan senantiasa berjuang membela kebenaran dan akan mengalahkan orang yang memusuhi mereka, sehingga orang terakhir dari mereka nanti akan memerangi Dajjal". [ Sunan Abu Dawud Terjemah Bahasa #2484 ]

قُل لِّلَّذِينَ كَفَرُوا إِن يَنتَهُوا يُغْفَرْ لَهُم مَّا قَدْ سَلَفَ وَإِن يَعُودُوا فَقَدْ مَضَتْ سُنَّتُ الْأَوَّلِينَ ۝ وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ كُلُّهُ لِلَّهِ ۚ فَإِنِ انتَهَوْا فَإِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ بَصِيرٌ ۝ وَإِن تَوَلَّوْا فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَوْلَاكُمْ ۚ نِعْمَ الْمَوْلَىٰ وَنِعْمَ النَّصِيرُ ۝ [ القرآن / 008 الأنفال #038-040 ]

Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: "Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Alloh akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Alloh terhadap) orang-orang dahulu". Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya din itu semata-mata untuk Alloh. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Alloh Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. Dan jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwasanya Alloh Pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong. [ Al-Qurân Terjemah Bahasa / 008 Al-Anfaal #038-040 ]

Alloh telah memerintahkan agar orang-orang beriman memerangi orang-orang kafir, agar fitnah dari kaum kafir hilang dan din itu semata-mata hanya untuk Alloh saja. Janganlah hanya karena berbagai kenikmatan hidup di dunia melalaikan mu'min dari berjuang di jalan Alloh, yang justru memancing murka dariNya, dan menggantikan dengan kaum lain yang Alloh lebih sukai karena mau berjihad.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَا لَكُمْ إِذَا قِيلَ لَكُمُ انفِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ اثَّاقَلْتُمْ إِلَى الْأَرْضِ ۚ أَرَضِيتُم بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنَ الْآخِرَةِ ۚ فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ ۝ إِلَّا تَنفِرُوا يُعَذِّبْكُمْ عَذَابًا أَلِيمًا وَيَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ وَلَا تَضُرُّوهُ شَيْئًا ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ [ القرآن / 009 التوبة #038-039 ]

Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Alloh" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit. Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Alloh menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu. [ Al-Qurân Terjemah Bahasa / 009 At-Tawbah #038-039 ]

Maha benar segala yang datang dari Alloh dan RosulNya. Demikianlah Alloh memberikan petunjuk dan keterangan-keterangan melalui ayat-ayatNya, bagi hamba-hambaNya yang sedang menjalani kehidupan duniawi yang sementara. Terimalah ia sebagai hidayah, atau ...

مَا يُجَادِلُ فِي آيَاتِ اللَّهِ إِلَّا الَّذِينَ كَفَرُوا ... [ القرآن / 040 غافر #004 ]

Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Alloh, kecuali orang-orang yang kafir ... [ Al-Qurân Terjemah Bahasa / 040 Ghoofir #004 ]


madu-racun.jpg, 145.7 kB, 960 x 640 pixel

No comments:

Post a Comment